Sabtu, 12 April 2014

HIDROPONIK DAN AEROPONIK


Hidroponik merupakan sistem pertanian modern tanpa menggunakan tanah. Hidroponik ditemukan oleh Dr. W.F Geri Che dari Universitas California tahun 1936. Hidroponik adalah suatu cara bertanam dengan menggunakan media air dan bahan yang bersifat porus, misalnya arang sekam, pasir, batu, apung dan batu kali. Makanan atau nutrisi tumbuhan hidroponik diperoleh dari zat anorganik yang dialirkan melalui pipa air. Tanaman juga dapat ditempatkan di atas bak penampungan nitrisi dari bak nutrisi. Jadi, pada sistem hidroponik, akar tanaman selalu terendam cairan nutrisi.
Aeroponik adalah bercocok tanam dengan akar menggantungkan di udara tanpa menempelkan pada media apapun. Makanan atau nutrisi yang dibutuhkan oleh tanaman aeroponik diberikan dengan cara menyemprotkan air yang sudah bercampur nutrisi ke bagian akar yang menggantung. Penyemprotan dilakukan secara berkala dengan lama penyemprotan yang sudah ditentukan. Misalnya, penyemprotan dilakukan setiap 2 menit, dan lama penyemprotan 3 detik. Biasanya penyemprotan dilakukan secara otomatis menggunakan alat semprot yang sudah dilengkapi timer (pengaturan waktu).
Dengan metode ini penyerapan nutrien lebih efisien, dan akar juga dapat menyerap oksigen lebih baik karena tidak ada medium yang menghalangi.
Kedua cara bercocok tanam tersebut kini sedang dikembangkan di indonesia. Jenis tanaman yang dibudidayakan umumnya jenis sayur mayur dan buah – buahan.
Keunggulan bercocok tanam secara hidroponik dan aeroponik antara lain sebagai berikut:
  1. Tidak tergantung pada tempat dan musim seperti luas tanah dan ketinggian tempat. Hal ini karena hidroponik dan aeroponik dikelola secara khusus dan kondisi lingkungan terkontrol.
  2. Mutu sayuran atau buah pemberiannya diatur sesuai dengan kebutuhan.
  3. Hemat pupuk karena pemberiannnya diatur sesuai dengan kebutuhan.
  4. Bebas dari serangan hama dan penyakit yang berasal dari dalam tanah.
Tahap pelaksanaan hidroponik
1.    Menyiapkan media tanam
Media tanam umunya menggunakan arang sekam padi sebab bahan tersebut murah. Dapat juga menggunakan pasir, bata merah yang dihaluskan, atau bahan lain yang bersifat porus dan steril.
2.   Penyemaian
Untuk media semai dapat digunakan media arang sekam padi atau media semai jiffi–7 yang sudah siap pakai. Bila menggunakan media semai jeffy–7, perlu dilakukan langkah – langkah sebagai berikut.
a. Merendam keping jiffy–7 selama 10 menit sampai mengembangkan secara maksimal.
b. Mengatur dalam wadah plastik.
c. Memasukkan benih yang sebelumnya sudah di rendam dalam air hangat dengan menggunakan pinset.
d. Menutup permukaan keping jiffy–7 dengan kertas tisu atau kertas serap dan meletakkannya di tempat yang teduh.
e. Menyiram bibit yang sudah tumbuh dengan air dan larutan nutrisi (pupuk) setiap pagi dan sore dengan menggunakan penyemprot (hand spayer).
3.   Penyampihan
Tanaman yang berumur sekitar 2 minggu dipisah – pisah dan dipindahkan ke pot kecil dengan media pasir dan diberi nutrisi setiap pagi dan sore.
4.   Penanaman
Bibit dari pot kecil di pindahkan ke polibag penanaman. Saat pemindahan tanaman berbeda-beda waktunya tergantung jenis tanaman. Beberapa contoh waktu pemindahan tanaman ke polibag penanaman dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Pemindahan bibit dan persemaian
No.
Jenis tanaman
Waktu pemindahan
1.
Tomat
3-4 minggu setelah semai
2.
Melon
2 minggu setelah semai
3.
Paprika
4 minggu setelah semai
4.
Timun
2 minggu setelah semai
5.   Pemeliharaan
Hidroponik memerlukan perawatan yang cermat. Beberapa langkah pemeliharaan tanaman hidroponik adalah sebagai berikut.
a. penyiraman
penyiraman air dan larutan nutrisi dilakukan 5-8 kali setiap hari.
b. Pengikatan atau pengajiran
Tanaman melon atau yang telah berumur 1 minggu perlu diberi ajir. Ajir berguna sebagai rambatan atau pegangan agar tanaman dapat tumbuh tegak.
c. Pemilihan batang produksi
Pada tanaman misalnya cabai atau paprika, dipilih satu atau dua cabang produksi dan dibiarkan tumbuh sebagai batang utama.
d. Pemangkasan
Daun – daun yang terdapat di antara ketiak daun dibuang setiap dua hari. Bila menanam timun, sulur-sulur yang tumbuh di bagian atas tanaman timun dipotong sekitar 2 cm dari titik tumbuh.
e. Pemberantasan hama
Tanaman yang diserang hama, misalnya kutu daun dan ulat buah, disemprotkan dengan insektisida. Sesuai dosis yang diperlukan.
f. Pemanenan
Tanaman yang dipanen hasilnya sesuai keperluan, misalnya timun jepang dapat dipanen setelah 45 hari. Cabai paprika dan tomat dapat dipanen setelah 3-6 bulan.
Hidroponik dan aeroponik adalah cara bercocok tanam tanpa menggunakan tanah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar